Sobat bunda , Tentu banyak di antara kita yang masih ingat, salah satu falsafah hidup yang kerap diajarkan oleh bapak dan ibu guru di sekolah dulu, yang juga merupakan warisan turun menurun nenek moyang kita dari zaman ke zaman. Yaitu: perumpamaan tentang sapu lidi. Sebuah perumpamaan yang sederhana namun penuh dengan makna.
Sebatang lidi tidak akan ada artinya bagi tumpukan sampah yang menggunung. Sebatang lidi tidak akan membersihkan sampah di sekeliling kita. Bahkan bukan tidak mungkin sebatang lidi akan patah-patah bila dipaksa menjadi alat pembersih. Namun tidak demikian, bila batangan-batangan lidi itu dikumpulkan menjadi satu lalu diikat di pangkalnya. Tenaga yang kecil dari sebatang lidi akan menjadi kekuatan yang besar bila menyatu dalam satu kesatuan yang terikat kokoh dengan kebersamaan. “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”, itulah filosofinya.
Kehidupan manusia dapat berjalan baik, sebagaimana sebuah sapu lidi, jika manusia mempererat ikatannya. Disadari ataupun tidak, manusia membentuk kumpulan berdasarkan ikatan tertentu. Umat Islam merupakan kumpulan dari para muslim yang terikat oleh kesamaan akidah.
Persatuan antar umat Islam dan ukhuwah islamiyyah merupakan salah satu prinsip yang amat mendasar dalam agama kita. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam memotivasi kita untuk merealisasikannya dalam sabdanya,
“Jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak boleh ia menzaliminya, menterlantarkannya dan menghinanya.
(HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.)
Kita melihat akhir-akhir ini saudara muslim kita di palestina sedang mengalami pembantain dan penjajahan oleh israel, hingga hari ini tercatat lebih dari 9000 ribu orang terbunuh dan sebagian besar merupakan anak-anak. Ini merupakan ujian bagi umat muslim di dunia, bagaimana kepedulian kita terhadap saudara sesama muslim disana.
Kita ketahui Persatuan akan menghasilkan begitu banyak manfaat. Persatuan akan membuahkan kekuatan, persatuan akan menumbuhkan ketenangan batin, persatuan akan memunculkan solidaritas, persatuan akan membangun empati dan kepedulian sosial dan masih banyak buah manis lain yang akan dihasilkan oleh persatuan.
Mengapa berjama’ah? Antara lain adalah dalam rangka merealisasikan persatuan dan meretas kebersamaan serta kasih sayang di antara kaum muslimin.[1]
Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihiwasallam membuat sebuah perumpamaan yang sangat indah, tentang bagaimana seharusnya kaum muslimin bersaudara di antara mereka,
“Perumpamaan kaum mukminin dalam ukhuwah, kasih sayang dan kepedulian sesama mereka bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh bagian tubuh akan bersolidaritas dengan ikut begadang dan merasa sakit”.
(HR. Bukhari dan Muslim dari an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhu.)
Mari kita terus doakan dan dukung saudara muslim di palestina dengan berdonasi melalui No. Rek BSI 716.663.3375 a.n LKS Yayasan Rintisan Amal Bunda atau melalui laman donasi BantuPalestina