Hai sobat bunda, kita tahu bahwa orang tua merupakan kunci keridhoan Allah Swt, kepada setiap hamba-Nya,
Ketauhilah bahwa amalan seorang hamba adalah untuk mereka atau sesuatu yang mereka harus pertanggung-jawabkan.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.” [Quran Al-Jatsiyah: 15].
Hak Allah yang paling wajib untuk kita jaga adalah tauhid. Sungguh Allah telah menjanjikan pahala terbaik untuk orang yang bertauhid.
Hak terbesar setelah hak Allah dan Rasul-Nya adalah hak kedua orang tua. Sebagai gambaran besarnya hak Allah, Dia menggandengkan antara hak-Nya dengan hak kedua orang tua. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.” [Quran Al-Isra: 24].
Allah mengagungkan kedua orang tua, karena Allah menjadikan kita dan mengadakan kita melalui perantara kedua orang tua. Seorang ibu merasakan fase-fase yang berat ketika ia mengandung kita. Mereka berhadapan dengan kematian. Allah Ta’ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah.” [Quran Al-Ahqaf: 15].
Kemudian menyusui anak-anaknya yang hal itu merupakan tanda kebesaran Allah. Adapun ayah, merekalah yang mendidik dan membimbing. Mereka berusaha menjemput rezeki untuk anak-anaknya. Bertanggung jawab dengan pengobatan mereka di saat mereka sakit. Kedua orang tua rela bergadang tidak tidur agar supaya anaknya bisa tidur dengan nyaman. Mereka bercapek-capek agar anak bisa beristirahat. Mereka menyulitkan diri mereka sendiri agar si anak merasakan kemudahan. Mereka mendidik dan mengajari anaknya agar mereka tumbuh sempurna dan lurus di atas agama. Mereka menginginkan yang terbaik untuk si anak, bahkan lebih baik dari keadaan mereka.
Janganlah heran, ketika Anda melihat begitu banyaknya wasiat untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Janganlah heran pula dengan banyaknya ancaman dan siksa yang keras bagi mereka yang durhaka kepada kedua orang tua. Seorang anak tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna betapa pun mereka berusaha untuk mewujudkannya kecuali dalam satu hal. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seorang anak tidak dapat membalas budi kedua orang tuanya kecuali jika dia menemukannya dalam keadaan diperbudak, lalu dia membelinya kemudian membebaskannya.” (HR. al-Bukhari).
Kedua orang tua adalah dua pintu dari pintu-pintu surga. Siapa yang berbuat baik kepada keduanya, ia akan masuk ke surga. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
“Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim no. 2551)
Kalau kedua orang tua Anda ridha kepada Anda, maka Allah pun akan meridhai Anda. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رِضَا الرَّبِّ فـِيْ رِضَا الْوَالِدِ وسَخَطُ الرَّبِّ فِـيْ سَخَطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allâh tergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allâh tergantung kepada kemurkaan orang tua.” (HR. al-Bukhari dan selainnya).
Berbuat baik kepada kedua orang tua adalah dengan menaati keduanya bukan dengan membangkang kepada mereka. Menunaikan perintah dan wasiat mereka. Berlemah-lembut kepada mereka. Membahagiakan keduanya. Memberi infak kepada mereka. Mendermakan harta pada keduanya. Berkasih sayang kepada keduanya. Sedih dengan kesedihan mereka. Berbuat baik kepada teman-tean mereka. Menyambung silaturahim dengan kerabat mereka. Menahan semua hal yang dapat menyakiti mereka. Mencintai mereka sepanjang hidup. Dan banyak memohonkan ampun kepada mereka, saat mereka masih hidup ataupun sudah meninggal. Sedangkan durhaka adalah lawan dari perbuatan-perbuatan di atas.
Banyaknya perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah tanda dekatnya hari kiamat. Termasuk bentuk kedurhakaan terbesar kepada kedua orang tua adalah menaruh mereka di rumah jompo dan mengeluarkan mereka dari pengasuhan -wal ‘iyadzubillah-. Yang demikian bukanlah akhlak islami.
Sesungguhnya memenuhi hak-hak kedua orang tua adalah ketaatan yang memiliki ganjaran yang besar. Merupakan keberkahan dan kemuliaan akhlak. Dan itu merupakan termasuk sebesar-besar kebaikan dan kesucian. Tidaklah balasan kebaikan melainkan kebaikan pula. Seorang yang melakukan keindahan, dia layak mendapatkan keindahan.
1 thought on “Inilah Hak Kedua Orang Tua”