Amal Bunda

Kenali Dampak Buruk KDRT pada Anak

Bagikan :

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) akhir-akhir ini marak diperbincangkan kembali karena kasus selegram yang mengalami tindak penganiayaan oleh suaminya.

Meski isu KDRT ini kembali mencuat, sebenarnya permasalahan KDRT ini sudah marak terjadi dari masa-masa terdahulu, baik yang terekspos pemberitaan atau tidak.

Di dalam Islam, suami dan istri seharusnya saling bersinergi agar tercipta rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Keharmonisan inilah yang kelak akan menciptakan sakinah, mawadah, serta rahmah dalam keluarga.

Tanpa kerjasama yang baik antara suami serta istri, maka keluarga idaman yang penuh kebahagiaan pun akan sangat sulit untuk dicapai.

KDRT yang terjadi dalam rumah tangga tak hanya menimbulkan trauma fisik, tetapi juga bisa memicu trauma mental. Trauma ini tak hanya dialami oleh pasangan suami atau istri saja, melainkan bisa juga dialami oleh anak.

Dampak Buruk KDRT pada Anak

Sering kali posisi anak yang lemah dalam keluarga membuat anak menjadi tersudut dan tidak berdaya. Anak membenci keadaan penuh kekerasaan dalam keluarganya. Namun, karena fisiknya yang lemah, anak pun tidak berdaya untuk menyelesaikan persoalan yang dialami orangtuanya.

Kekalutan inilah yang menyebabkan mental anak menjadi jatuh dan terpuruk. Bila dibiarkan tanpa penanganan yang serius, efek domino dari KDRT bisa berakibat pada perubahaan perilaku anak, pandangan hidup, hingga sifat rendah diri yang parah. Berikut penjelasan seputar dampak buruk KDRT pada anak.

1. KDRT Bisa Membuat Anak Depresi

Anak yang melihat orangtuanya di-KDRT akan mengalami stres parah dan bisa berakhir pada depresi. Ketakutan dan kecemasan yang dirasakan anak berlarut-larut bisa berakibat pada kesehatan anak yang menurun. Anak jadi mudah sakit atau bahkan mengalami penyakit serius yang bisa mengancam nyawanya.

2. KDRT Bisa Membuat Anak Kehilangan Rasa Percaya Diri

Anak yang hidup dalam keluarganya terjadi KDRT akan berpengaruh pada kepercayaan diri anak. Anak akan menarik diri dari lingkungan dan mengalami ketakutan dalam bergaul. Ia merasa takut jika mengalami kekerasan yang sama dalam lingkup pergaulannya, sehingga anak cenderung menyendiri dan enggan bersosialisasi.

Parahnya, anak yang kurang percaya diri akan berpengaruh pada prestasinya di sekolah. Anak yang awalnya berprestasi dan aktif di kelas berubah menjadi murung, kurang bisa berkonsentrasi, serta pendiam. Anak yang awalnya ceria berubah menjadi muram.  Bahkan, anak bisa menjadi objek perundungan di sekolah atau lingkungan pergaulannya karena kehilangan rasa percaya diri serta keberanian untuk mempertahankan diri.

3. KDRT Bisa Membuat Anak Mudah Emosi dan Berperilaku Kasar

KDRT pun juga bisa membuat perilaku anak berubah drastis. Bila sebelumnya anak hidup dalam keteraturan dan disiplin, akibat KDRT yang terjadi pada orangtuanya akhirnya membuat anak menjadi urakan. Anak mudah marah, mudah tersinggung, dan senang berkelahi di sekolah atau di lingkungan pergaulannya. Anak pun bisa terjatuh pada perilaku premanisme, pelaku perundungan, terlibat dalam tawuran, geng motor, hingga narkoba, serta pergaulan bebas.

Perilaku buruk ini merupakan bentuk pelampiasan anak karena ia tidak mendapatkan kebahagiaan serta ketenangan dari orangtuanya di rumah. Anak berusaha mencari kedamaian yang salah kaprah. Bahkan, bisa jadi anak berperilaku buruk karena terinspirasi dari KDRT di rumahnya.

4. KDRT Bisa Membuat Anak Merasa Tidak Berharga

Kekerasan yang anak lihat, dengar, atau rasakan di rumahnya bisa berpengaruh terhadap mental. Anak merasa tidak berharga dan tidak disayangi. Ia bisa merasa dirinya tidak berarti dan tidak diinginkan. Bila anak dibiarkan terus dalam kondisi seperti ini, bisa jadi anak terpikirkan untuk melakukan bunuh diri. Sehingga anak korban KDRT perlu dukungan spiritual dan motivasi positif dari orang-orang sekitar, guru-guru, hingga pertemanan agar anak korban KDRT bisa bangkit dan kembali berbahagia.

Demikianlah beberapa dampak buruk KDRT pada anak. Mengerikan sekali dampaknya kepada anak. Semoga para orangtua bisa memberikan contoh yang baik di hadapan anak-anak dan lebih memperbaiki diri lagi agar tercipta keluarga yang bahagia, sakinah, mawadah, serta rahmah. Sehingga anak-anak pun bisa tumbuh dengan baik dan bahagia. Semoga bermanfaat***

Leave a Comment