Sobat Bunda, Senantiasalah kita untuk bersyukur dan beristighfar.
Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah memberikan wejangan yang penuh makna Sungguh wejangan beliau sekali lagi penuh makna, dapat menghibur setiap jiwa insan yang beriman dan begitu merindukan nasehat.
Syaikhul Islam Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Seorang hamba selamanya berada di antara mendapatkan nikmat dari Allah dan terjerumus dalam dosa. Nikmat tersebut mengharuskan seseorang bersyukur pada-Nya dan akibat dosa mengharuskan seseorang beristighfar pada-Nya. Dua hal ini yang menjadi kewajiban hamba setiap saat karena mereka senantiasa mendapatkan nikmat dan berbagai karunia (yang mengharuskannya untuk bersyukur). Di samping itu mereka pun selalu butuh pada taubat dan istighfar (karena dosa yang terus dilakukan). Oleh karena itu, sayyid (penghulu) anak adam dan imamnya orang bertakwa, yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu beristighfar dalam setiap keadaannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari,
“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah pada Rabb kalian. Sungguh aku meminta ampun pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari tujuhpuluh kali.”
Dalam Shahih Muslim, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya hatiku tidak pernah lalai dari dzikir kepada Allah. Sesungguhnya aku beristighfar seratus kali dalam sehari.”
‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah berkata,
“Kami pernah menghitung bacaan dzikir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu majelis. Beliau ucapkan, “Robbighfirlii wa tub ‘alayya innaka anta tawwaabul ghofuur”(Wahai Rabbku, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan ampunan)”, sebanyak 100 kali.”[1]