Amal Bunda

Akhir Tahun? Ajang Intropeksi dan Muhasabah Diri

Bagikan :

Sobat Bunda, alhamdulillah saat ini kita masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk bisa menghirup udara. “Allah masih mengizinkan aku hidup hari ini karena dosaku terlalu banyak dan Allah masih izinkan aku untuk bertaubat.” (Imam Ghazali).

Waktu terus berjalan, tak terasa tahun pun akan berganti. Pergantian tahun merupakan momentum yang biasanya digunakan oleh kebanyakan masyarakat untuk evaluasi diri dan membuat resolusi agar hidupnya terarah dan bisa mencapai target-targetnya. Dalam Islam, sebenarnya anjuran untuk bermuhasabah dan memperbaiki diri tidak hanya dilakukan satu tahun sekali, namun dianjurkan untuk memperbaiki diri dari hari ke hari. Pergantian tahun hendaknya tidak dirayakan dengan meriah atau berpesta pora. Akan tetapi, hendaknya kita manfaatkan untuk muhasabah tentang apa yang telah kita lakukan setahun sabelumnya.

Baca juga : Apa Hukum Memanfaatkan Diskon Natal dan Tahun Baru

Muhasabah atau introspeksi diri merupakan hal yang penting bagi setiap orang. Meski sebenarnya tidak harus menunggu hingga akhir tahun, namun momen inilah yang dirasa tepat untuk memperbaiki diri. Mengawali tahun baru dengan semangat baru.

Dalam surah Al-Hasyr ayat 18 Allah berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya; “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Ayat di atas  menggambarkan urgensi muhasabah (evaluasi diri) dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Karena hidup di dunia merupakan rangkaian dari sebuah  misi besar seorang hamba, yaitu menggapai keridhaan Rabb-nya. Dan dalam menjalankan misi tersebut, seseorang tentunya harus memiliki visi (ghayah), perencanaan (ahdaf), strategi (takhtith), pelaksanaan (tatbiq) dan evaluasi (muhasabah).

Hendaklah kita senantiasa mengingat 5 perkara terus berkurang dalam diri kita, seperti yang disabdakan Rasulullah SAW :

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW pernah menasihati seseorang:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah 5 perkara sebelum 5 perkara:

  1. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu.
  2. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu.
  3. Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu.
  4. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.
  5. Hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al-Hakim)

Banyak di antara manusia yang melakukan kemaksiatan, namun Allah masih memberikan nikmat kepadanya, dia tidak menyadari bahwa ini adalah bentuk istidraj (penangguhan menuju kebinasaan) dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-A’raf: 182).

Orang-orang yang memahami ayat Allah ini, akan takut atas peringatan Allah tersebut dan dia akan senantiasa mengintrospeksi dirinya, jangan sampai nikmat yang Allah berikan kepadanya merupakan bentuk istidraj. Muhasabah yang mengantarkan kepada pertaubatan di awali dengan memasuki gerbang penyesalan. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

النَّدَامَةُ تَوْبَةٌ

“Menyesal adalah taubat.” (HR.Ibnu Majah no. 4252, Ahmad no.3568, 4012, 4414 dan 4016. Hadist ini dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahiih al-Jaami’ ash-Shaghir no.6678).

Semoga momen pergantian tahun ini mengingatkan kita betapa berharganya waktu. Jangan sampai kesadaran baru muncul ketika ruh berada di tenggorokan. Mudah-mudahan Allah mengkaruniakan kita nikmat bertaubat sebelum wafat.

Leave a Comment