Ini Alasan Mengapa Rezeki Setiap Orang Berbeda-beda
Dalam konsep Islam, menurut Syekh Sya’rawi, rezeki tak selalu identik dengan harta kekayaan. Rezeki Allah sangat luas.
Prinsip ini kerap luput dari pemahaman manusia. Mereka mengira Allah hanya memberi rezeki berupa uang, emas, perak, atau jenis kekayaan lainnya.
Segala sesuatu yang dimanfaatkan oleh manusia dinamakan rezeki. Ilmu, akhlak, rupa yang cantik dan tampan, atau pangkat, semuanya itu dikategorikan sebagai rezeki yang diberikan oleh Allah.
Umat Islam harus merenungkan makna ayat ke-71 dari surah an-Nahl: Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberi rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka, mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?
Lalu, mengapa rezeki yang diterima oleh individu berbeda satu dengan yang lain? karena Perbedaan tersebut dimaksudkan agar rezeki dapat mengalir ke individu dengan cara yang berbeda-beda.
Jika terjadi perbedaan rezeki, Allah akan memberikan haknya dalam bentuk yang lain. Hal ini karena, sekali lagi, rezeki bukan hanya uang semata, tetapi rezeki adalah segala sesuatu yang dirasakan manfaatnya oleh manusia.
Karena itu, bentuk rezeki yang diberikan Allah tidak terbatas. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS al-Baqarah [2]: 212).
Dalam ketentuan dan hitungan matematis, besaran output akan ditentukan oleh besaran input. Tetapi, itu tidak berlaku dalam konteks rezeki yang Allah berikan; Allah tidak memberikan batas.
Bahkan, tak jarang Allah memberi rezeki di luar batas usaha yang telah ditempuh oleh seorang hamba apa yang diperoleh bisa lebih banyak dari yang dikira dan telah diusahakan.