Ramadan tinggal hitungan hari. Meski demikian, tidak sedikit kita jumpai orang-orang masih belum tergerak untuk meramaikan masjid, kembali membuka mushaf, atau hadir di majelis ilmu.
Hal ini bisa dilihat terutama pada waktu salat lima waktu di masjid-masjid. Semangat jemaah terutama anak muda untuk salat berjemaah sangat memprihatinkan.
Apa yang semestinya dipahami oleh kita ketika menyaksikan keadaan semacam ini? Sobat yang dirahmati Allah, suatu hal yang menjadi bagian akidah kaum muslimin sejak dulu ialah bahwa iman itu bisa bertambah dan berkurang. Ia bertambah dengan ketaatan dan menjadi berkurang atau melemah akibat kemaksiatan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan keadaan orang yang tidak pernah berzikir seperti orang yang sudah mati. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Perumpamaan orang yang senantiasa mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya itu seperti perumpamaan orang yang hidup dengan orang yang sudah mati.” (HR. Bukhari)
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
“Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya zikir.” (QS. Al-Ahzab: 41)
Baca Juga: Ini Dia Syarat Dan Rukun Puasa Yang Harus Kamu Tau
Allah juga menceritakan keadaan dan sifat orang munafik yang jauh dari zikir kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, padahal Allah mampu untuk membalas tipuan mereka itu. Apabila mereka bangkit untuk salat, mereka berdiri dalam keadaan malas, mereka riya’/ mencari pujian manusia dengan amalnya, dan mereka tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa’: 142)
Di antara bentuk mengingat Allah adalah dengan merasa gembira dengan datangnya musim-musim ketaatan dan waktu-waktu melimpahnya kebaikan. Hal ini sebagaimana ditunjukkan dalam hadis Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
“Bulan Ramadan telah datang kepada kalian. Bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa di bulan ini. Pintu-pintu surga dibuka pada bulan ini. Pintu-pintu neraka dikunci. Dan setan-setan yang paling jahat dibelenggu. Pada bulan itu terdapat sebuah malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa terhalang dari kebaikannya, sungguh dia terhalang dari segala kebaikan.” (HR. Nasa’i, dinyatakan sahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’)
Dari sini kita bisa mengetahui bahwa sesungguhnya bulan Ramadan adalah bulan yang selayaknya menjadikan hati setiap mukmin bergembira dan berbunga-bunga.
Gembira dengan terbukanya pintu-pintu kebaikan dan tertutupnya pintu-pintu keburukan. Sebagaimana hal itu ditunjukkan dalam hadis Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, beliau berkata,
كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أجْوَدَ النَّاسِ، وكانَ أجوَدُ ما يَكونُ في رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وكانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ في كُلِّ لَيْلَةٍ مِن رَمَضَانَ، فيُدَارِسُهُ القُرْآنَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau menjadi orang yang sangat-sangat dermawan di bulan Ramadan pada saat Jibril bertemu dengannya. Dan malaikat Jibril menemui beliau pada setiap malam. Dan beliau pun bertadarus Al-Qur’an bersamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh sebab itu, sudah selayaknya hati umat Islam berbunga-bunga dengan datangnya bulan Ramadan ini.
Di sisi lain, kita juga tidak boleh lupa bahwa tidak akan bisa merasakan indahnya ibadah di bulan Ramadan, kecuali orang-orang yang Allah berikan hidayah taufik. Maka, kita memohon kepada Allah semoga Allah berikan tambahan ilmu dan hidayah untuk kita semuanya. Wallahu waliyyu dzalika wal qadiru ‘alaihi.
Semoga kita bisa menyambut bulan ramadhan ini dengan gembira dan penuh semangat untuk melakukan kebaikan, semoga bermanfaat.***